Monday, August 18, 2008

PerSediAan

'Persediaan yang baik menghasilkan Natijah (keputusan) yang baik'

Bersedialah dari segi JIWA, MENTAL dan FIZIKAL untuk menghadapi bulan Ramadhan, malah Nabi dibulan sya'ban sudah mula memperbanyakan ibadah puasanya sebagai persediaan bulan Ramadhan


Sunday, August 17, 2008

BANYAK JALAN MENUJU UKHUWAH



Jika ada Rahmat Allah yang sangat indah, itulah ukhuwah. Karena sesungguhnya ukhuwah hanya diberikan kepada umat Islam dan tidak diberikan kepada umat lain. Begitu kuatnya jalinan ukhuwah hingga ia menembus hubungan yang lain yang tidak sesuai dengan prinsip ukhuwah, sekalipun itu hubungan darah. Kedudukannya adalah sesuatu yang mutlak, tidak bisa tidak. Ia merupakan ikatan yang tercipta karena keimanan yang melahirkan kasih sayang, kecintaan, kemuliaan, rasa saling percaya, tolong menolong dan kerelaan berkorban untuk yang lain. Tidak hanya itu, Allah banyak memberikan kemuliaan tersendiri. Jika ada sebuah kedudukan di sisi Allah yang oleh para nabi dan syuhada inginkan, itu tidak lain adalah kedudukan orang-orang yang berkasih sayang karena Allah.
Ukhuwah bukan hal yang serta merta ada. Kalau ujung ukhuwah itu adalah sebuah kemanisan, ada tahap-tahap yang harus dilalui untuk merasakan kelezatannya. Harus ada interaksi yang kemudian akan membuat saling kenal. Saling kenal ini akan melahirkan saling paham. Interaksi dan memahami apa dan siapa. Tentunya berinteraksi dengan Islam, umat Islam dan permasalahannya. Dari sini timbul ikatan hati yang kuat yang melahirkan kekuatan untuk saling tolong menolong, saling menanggung beban yang lain, dan terakhir adalah kekuatan untuk saling berkorban mendahulukan kepentingan saudaranya di atas kepentingannya sendiri. Jadi, bukanlah tahapan yang sulit untuk merajut ukhuwah. Namun ternyata hanya sedikit yang sanggup merealisasikannya, mengapa?

Yang pertama, masih banyak yang menganggap jalinan persaudaraan karena darah lebih utama dari jalinan atas dasar akidah. Apalagi saat sekarang persaudaraan tidak lebih karena kepentingan-kepentingan tertentu. Persaudaraan karena sekadar balas jasa, merasa berhutang budi atau yang lainnya. Pemahaman ini tentunya sedikit-sedikit harus dihapus.
Kedua, wawasan kita telah terkungkung oleh paradigma yang sempit tentang ukhuwah. Bagaimana sesungguhnya dapat merealisasikan ukhuwah?. Sebetulnya banyak hal yang dapat kita kerjakan untuk menggapai ukhuwah dengan tahapan-tahapan di atas. Banyak potensi kita yang sebetulnya adalah peluang besar. Masalahnya kita tidak mengetahuinya. Coba renungkan ritual-ritual yang biasa kita lakukan. Di setiap ibadah itu ternyata Allah selalu memberikan hikmah mulia menyangkut hubungan muamalah. Kuncinya adalah kepekaan; kehalusan perasaan yang seharusnya timbul saat melakukan ibadah tersebut dan kemudian melahirkan inovasi-inovasi yang sangat berharga untuk sebuah ukhuwah. Contoh yang sangat nyata ; ibadah puasa, zakat, atau qurban_ibadah-ibadah yang sebetulnya sarat dengan nilai-nilai ukhuwah. Yang menjadi penyakit di kalangan umat Islam, tidak sedikit yang tidak memahami hal ini secara memadai. Jadilah ibadah-ibadah mereka sekadar menggugurkan kewajiban. Tidak sedikit di antara muzakki yang tidak mau tahu untuk siapa zakatnya, bagaimana pengelolaannya, sejauh mana hasilnya?. Para pequrban juga tidak begitu peduli untuk siapa daging-daging qurban itu, bagaimana supaya manfaatnya optimal dst.
Sebetulnya, ini yang dimaksud dengan proses interaksi, pemahaman kita dengan Islam, umat Islam dan permasalahan-permasalahannya seperti yang telah dijelaskan di atas. Dari proses inilah yang akhirnya mendorong kita untuk memutuskan membuat yang terbaik untuk saudara kita. Itu hanya sebuah contoh, baru sebagian yang bisa kita lakukan. Semakin sering kita berinteraksi tentunya akan semakin banyak hal baru yang dapat kita sumbangkan untuk sebuah ukhuwah.
Jadi, ternyata dari setiap hal yang kita lakukan, yakinlah kita bisa mengambil sebuah keputusan untuk melakukan hal terbaik yang akhirnya membuahkan ukhuwah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...